Minggu, 15 Agustus 2010

Jam Terbesar di Dunia made in Arab

| Minggu, 15 Agustus 2010 | 0 komentar




Arab Saudi akan menguji jam terbesar di dunia di kota suci Mekkah selama bulan suci Ramadhan, kantor berita resmi Saudi melaporkan Selasa kemarin (10/8).

Menara jam dengan empat sisi wajah akan menjadi sebuah menara jam pencakar langit tertbesar dengan tinggi sekitar 1.970 kaki (600 meter), dan menjadi menara tertinggi kedua di dunia setelah Burj Khalifa di Dubai.

Jam besar ini akan menjadi pesaing jam Big Ben London, setelah Big Ben menjadi jam berwajah empat terbesar di dunia.

Dengan diameter sekitar 130 kaki (40 meter) jam ini menjadi jam terbesar di dunia mengalahkan jam di Mall Cevahir Istanbul, yang memiliki diameter 36 meter yang dipasang di atap kompleks perbelanjaan di Istanbul Turki.

Pengujian jam ini akan berlangsung selama tiga bulan kedepan dan akan mulai pada minggu pertama bulan Ramadhan.

Hanya satu dari empat sisi jam yang sejauh ini telah selesai dan ditutup dengan 98 juta lembar kaca mosaik.

Setiap sisi wajah jam akan tertulis dengan kalimat "Allahu Akbar" (dalam bahasa Arab) dan dilengkapi dengan ribuan lampu warna-warni. Jam akan terlihat lebih dari 16 mil (25 kilometer).

Sebuah dek observatorium direncanakan akan dibangun di dasar menara jam tersebut.

Insinyur Jerman dan Swiss yang merancang jam ini dan menurut Departemen Agama Wakaf Saudi, keseluruhan proyek menelan biaya 800 juta dolar.

Kompleks menara tujuh ini dibangun oleh pengembang Saudi Bin laden Group, kantor berita Saudi melaporkan.



Nih versi lainnya gan:
Quote:

MEKKAH, KOMPAS.com — Selama lebih dari satu abad, sebuah titik di atas sebuah bukit di tenggara London telah diakui sebagai pusat waktu dunia dan titik awal resmi setiap hari baru.

Namun sekarang supremasi Greenwich Mean Time atau lebih dikenal sengan singkatan GMT sedang ditantang oleh sebuah jam raksasa baru yang dibangun di Mekkah, yang diperkirakan akan menjadi acuan waktu bagi sekitar 1,5 miliar warga Muslim dunia dengan menyesuaikan jam tangan mereka segera. Jam itu mulai berdetak Kamis (12/8/2010), saat umat Islam mengawali puasa selama bulan Ramadhan.

Telegraph, Rabu (11/8/2010), melaporkan, jam tersebut ditempatkan di atas Mekkah Royal Clock Tower yang mendominasi kota suci Islam itu. Ini adalah jantung dari sebuah kompleks luas yang didanai Pemerintah Arab Saudi, di dalamnya terdapat hotel, pusat perbelanjaan, dan ruang konferensi.

Penampilan menara jam raksasa itu sangat mirip dengan dua Menara St Stephen (St Stephen's Tower), yang merupakan tempat untuk lonceng Big Ben dan Empire State Building. Menara jam Saudi itu memang bertujuan untuk mengalahkan saingannya di Inggris tersebut dalam segala segi.

Jam empat wajah itu berdiameter 151 kaki dan akan diterangi dua juta lampu LED serta dilengkapi tulisan berhuruf Arab ukuran besar yang berbunyi, "Dalam nama Allah". Jam akan berjalan berdasarkan Standar Waktu Arabia (AST), yang tiga jam mendahului GMT. Begitu sebuah puncak berkilauan ditambahkan, berupa bulan sabit untuk melambangkan Islam, tinggi bangunan tersebut akan menjadi hampir 2.000 kaki, yang menjadikannya sebagai bangunan tertinggi kedua di dunia.

Jam Big Ben, sebagai perbandingan, hanya berdiameter 23 kaki, tinggi menaranya hanya 316 kaki.

Warga Mekkah juga akan diingatkan bahwa sudah waktu untuk berdoa ketika 21.000 lampu hijau dan putih, dapat terlihat dari jarak 18 mil, menyala lima kali sehari.

Para ulama Islam berharap pengaruh jam bisa menjangkau wilayah yang lebih luas, melampaui gurun pasir Arab Saudi, sebagai bagian dari sebuah rencana agar Mekkah dapat meruntuhkan Observatorium Greenwich sebagai "pusat bumi".

Selama 125 tahun terakhir, masyarakat internasional telah menerima bahwa awal setiap hari harus diukur dari meridian utama, yang mewakili bujur 0 derajat, yang melewati Observatorium Greenwich.

Sebuah standar waktu di mana jam-jam lainnya menyesuaikan untuk kebutuhan mengatur perjalanan dan komunikasi global, tetapi dalam dunia Islam, gagasan bahwa itu harus berpusat di London dilihat sebagai anakronisme kolonial.

Seperti Mohammed al-Arkubi, manajer salah satu hotel di kompleks itu, tegaskan, "Menempatkan waktu Mekkah di hadapan Greenwich Mean Time. Itulah tujuannya."

Menurut Yusuf al-Qaradawi, seorang ulama Mesir yang dikenal di seluruh dunia Islam karena acara televisinya yang populer, "Syariah dan Kehidupan", Mekkah memiliki klaim yang lebih besar untuk menjadi meridian utama karena berada "dalam keselarasan sempurna dengan (garis) magnet utara."

Klaim yang menyatakan bahwa kota suci itu merupakan "zona magnet nol" telah meraih dukungan dari sejumlah ilmuwan Arab, seperti Abdel-Baset al-Sayyed dari Pusat Penelitian Nasional Mesir yang mengatakan tidak ada gaya magnet di Mekkah. "Itulah sebabnya jika seseorang melakukan perjalanan ke Mekkah atau tinggal di sana, dia hidup lebih lama, lebih sehat, dan kurang dipengaruhi oleh gravitasi bumi," katanya. "Anda mendapatkan energi."

Namun, ilmuwan Barat telah menentang pernyataan tersebut dengan mengatakan bahwa kutub magnet utara pada kenyataannya berada di garis bujur yang melewati Kanada, Amerika Serikat, Meksiko, dan Antartika.
Nih hasil pencarian ane yang laen:
Quote:
Jam Raksasa Mekah Saingi GMT
Jakarta (ANTARA News)- Selama lebih dari satu abad, sebuah titik di bukti sebelah tenggara London telah diakui sebagai titik pusat waktu dunia dan titik resmi awal setiap hari baru.

Namun, masa kejayaan 'Greenwich Mean Time' (GMT) akan segera pudar dengan dibangunnya menara jam raksasa di Kota Mekah, yang akan menjadi acuan waktu bagi 1,5 miliar umat muslim di dunia.

Jam raksasa itu mulai berdetak Kamis waktu setempat yang juga menjadi hari pertama ibadah puasa menyambut Bulan Ramadhan.

Jam raksasa itu juga terletak di pusat mega kompleks yang dibangun oleh pemerintah Arab Saudi dan di sana juga akan didirikan hotel-hotel, pusat perbelanjaan, dan gedung pertemuan.

Dibangun mirip dengan Menara St Stephen, tempat ikon kota London, Jam Big Ben, dan Empire State Building di Amerika Serikat, menara baru di Arab Saudi itu berusaha mengalahkan rival Inggrisnya dari segala sisi.

Keempat wajah dari jam itu berdiameter 151 kaki dan akan disorot oleh dua juta lampu LED yang berdampingan dengan huruf Bismillah.

Jam itu akan memberlakukan 'Arabia Standard Time' yang lebih cepat tiga jam dari GMT.

Di puncaknya yang berkilauan terpasang simbol bulan sabit untuk melambangkan Islam dan bangunan itu akan berdiri setinggi hampir 2000 kaki, menjadikannya gedung tertinggi kedua di muka bumi.

Big Ben, sebagai perbandingan, hanya setinggi 316 kaki dan diameternya 23 kaki.

Jam raksasa di kota tersuci bagi umat Islam itu juga berfungsi sebagai penanda saat Sholat lima waktu bagi warga Kota Mekah.

Sejumlah 21.000 lampu berwarna hijau dan putih akan bernyala ketika saat Salat tiba dan cahayanya akan terlihat sampai jarak 18 mil.

Para ilmuwan Islam berharap pengaruh dari jam itu tak hanya sekedar Arab Saudi karena jam itu hanya sebagian dari rencana untuk menjadikan Mekah pengganti Observatorium Greenwich sebagai 'pusat dunia'.

Selama 125 tahun komunitas Internasional telah menerima bahwa untuk mengukur permulaan dari setiap hari harus dimulai dari garis meridian utama, pada bujur nol derajat, yang memang melintasi Observatorium Greenwich.

Standar waktu kemudian ditetapkan ditetapkan untuk mengatur lalu lintas transportasi dan komunikasi dunia, tetapi bagi dunia Islam gagasan itu dianggap sebagai bagian dari penjajahan.

"Menempatkan Waktu Mekkah di wajah Greenwich Mean Time adalah tujuannya," kata Mohammed al-Arkubi, pengelola dari sebuah hotel di kompleks jam raksasa Mekah itu.

Menurut Yusuf al-Qaradawi, seorang ulama asal Mesir yang terkenal dengan acara televisinya yang populer 'Syariah dan Kehidupan', Mekah memiliki klaim yang lebih kuat untuk menjadi meridian utama karena 'secara sempurna selaras dengan kutub utara'.

Pendapat yang mengklaim bahwa Kota Suci Mekah adalah 'zona dengan daya magnetis nol' didukung oleh beberapa ilmuwan Arab seperti Abdel-Baset al-Sayyed dari pusat riset nasional Mesir (Egyptian National Research Centre).

"Itulah alasannya mengapa jika seseorang ke Mekah atau menetap di sana, ia berumur lebih panjang, lebih sehat, dan kurang terpengaruh oleh grafitasi bumi," kata al-Sayyed. "Anda terus dipenuhi oleh energi," ia menambahkan.

Ilmuwan Barat menyangkal pandangan-pandangan itu dan mengatakan bahwa Magnet Kutub Utara sebenarnya garis bujur yang hanya melewati Kanada, Amerika Serikat, Meksiko, dan Antartika.



Sumber: Kaskus.us

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

 

Chiklet

Followers

© Copyright 2010. yourblogname.com . All rights reserved | yourblogname.com is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com - zoomtemplate.com